Selasa, 10 April 2012

Legenda Kota Palembang


Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan kasihNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan cerita berupa legenda “ Asal Mula nama Palembang ”.
Harapan saya semoga cerita ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca




                                                Tiga Dolok, 10 April 2012


Penulis

DAFTAR ISI

    1.     KATA PENGANTAR      ……………………………….………………… 1
    2.    DAFTAR ISI……………………………………………………………….. 2
    3.    ISI LEGENDA……………………………………………………………… 3


Legenda Asal Mula Nama Palembang

http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/155935_162883100420777_140967819278972_269916_5756022_a.jpgPada zaman dahulu, daerah Sumatra Selatan dan sebagian Provinsi Jambi berupa hutan belantara yang unik dan indah. Puluhan sungai besar dan kecil yang berasal dari Bukit Barisan, pegunungan sekitar Gunung Dempo, dan Danau Ranau mengalir di wilayah itu. Maka, wilayah itu dikenal dengan nama Batanghari Sembilan. Sungai besar yang mengalir di wilayah itu di antaranya Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Sungai Rawas, dan beberapa sungai yang bermuara di Sungai Musi. Ada dua Sungai Musi yang bermuara di laut di daerah yang berdekatan, yaitu Sungai Musi yang melalui Palembang dan Sungai Musi Banyuasin agak di sebelah utara.
Karena banyak sungai besar, dataran rendah yang melingkar dari daerah Jambi, Sumatra Selatan, sampai Provinsi Lampung merupakan daerah yang banyak mempunyai danau kecil. Asal mula danau-danau kecil itu adalah rawa yang digenangi air laut saat pasang.
Sedangkan kota Palembang yang dikenal sekarang menurut sejarah adalah sebuah pulau di Sungai Melayu. Pulau kecil itu berupa bukit yang diberi nama Bukit Seguntang Mahameru.
Keunikan tempat itu selain hutan rimbanya yang lebat dan banyaknya danau-danau kecil, dan aneka bunga yang tumbuh subur, sepanjang wilayah itu dihuni oleh seorang dewi bersama dayang-dayangnya. Dewi itu disebut Putri Kahyangan. Sebenarnya, dia bernama Putri Ayu Sundari. Dewi dan dayang-dayangnya itu mendiami hutan rimba raya, lereng, dan puncak Bukit Barisan serta kepulauan yang sekarang dikenal dengan Malaysia. Mereka gemar datang ke daerah
Batang hari Sembilan untuk bercengkerama dan mandi di danau, sungai yang jernih, atau pantai yang luas, landai, dan panjang.
Karena banyaknya sungai yang bermuara ke laut, maka pada zaman itu para pelayar mudah masuk melalui sungai-sungai itu sampai ke dalam, bahkan sampai ke kaki pegunungan, yang ternyata daerah itu subur dan makmur. Maka terjadilah komunikasi antara para pedagang termasuk pedagang dari Cina dengan penduduk setempat. Daerah itu menjadi ramai oleh perdagangan antara penduduk setempat dengan pedagang. Akibatnya, dewi-dewi dari kahyangan merasa terganggu dan mencari tempat lain.
Sementara itu, orang-orang banyak datang di sekitar Sungai Musi untuk membuat rumah di sana. Karena Sumatra Selatan merupakan dataran rendah yang berawa, maka penduduknya membuat rumah yang disebut dengan rakit.
Saat itu Bukit Seguntang Mahameru menjadi pusat perhatian manusia karena tanahnya yang subur dan aneka bunga tubuh di daerah itu. Sungai Melayu tempat Bukit Seguntang Mahameru
berada juga menjadi terkenal.
 Oleh karena itu, orang yang telah bermukim di Sungai Melayu, terutama penduduk kota Palembang, sekarang menamakan diri sebagai penduduk Sungai Melayu, yang kemudian berubah menjadi penduduk Melayu.
Menurut bahasa Melayu tua, kata lembang berarti dataran rendah yang banyak digenangi air, kadang tenggelam kadang kering. Jadi, penduduk dataran tinggi yang hendak ke Palembang sering mengatakan akan ke Lembang. Begitu juga para pendatang yang masuk ke Sungai Musi mengatakan akan ke Lembang.

Alkisah ketika Putri Ayu Sundari dan pengiringnya masih berada di Bukit Seguntang Mahameru, ada sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di pantai Sumatra Selatan. Tiga orang kakak beradik itu adalah putra raja Iskandar Zulkarnain. Mereka selamat dari kecelakaan dan terdampar di Bukit Seguntang Mahameru.
Mereka disambut Putri Ayu Sundari. Putra tertua Raja Iskandar Zulkarnain, Sang Sapurba kemudian menikah dengan Putri Ayu Sundari dan kedua saudaranya menikah dengan keluarga putri itu.
Karena Bukit Seguntang Mahameru berdiam di Sungai Melayu, maka Sang Sapurba dan istrinya mengaku sebagai orang Melayu. Anak cucu mereka kemudian berkembang dan ikut kegiatan di daerah Lembang. Nama Lembang semakin terkenal. Kemudian ketika orang hendak ke Lembang selalu mengatakan akan ke Palembang. Kata pa dalam bahasa Melayu tua menunjukkan daerah atau lokasi. Pertumbuhan ekonomi semakin ramai. Sungai Musi dan Sungai Musi Banyuasin menjadi jalur perdagangan kuat terkenal sampai ke negara lain. Nama Lembang pun berubah menjadi Palembang

Dalam sejarah lain dikisahkan kata Palembang berasal dari kata Palimbangan yang berarti aktivitas orang yang melimbang/menambang emas di sekitar Sungai Musi. Allahuma Bissawab...
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/154999_162883200420767_140967819278972_269917_321675_n.jpg


Name Origin of the legend of Palembang

In ancient times, the area of ​​South Sumatra and Jambi province in the form of some unique wilderness and beautiful. Dozens of large and small rivers originating from the Bukit Barisan, the mountains around Mount Dempo, and Lake Ranau flows in the region. Thus, the region known as the Nine Batanghari. Major rivers that flow in the region include Komering River, River Lematang, Ogan River, River Rawas, and several rivers that empty into the Musi River. There are two Musi River which empties into the sea in an adjacent area, the River Musi to Palembang and the Musi River through Banyuasin somewhat to the north.

Since many major rivers, lowland areas of the circular of Jambi, South Sumatra, Lampung province to an area that has many small lakes. The origin of small lakes that are flooded marsh at high tide the sea water.

While the city of Palembang, known now by history is a river island in Malay. Small island was a hill named Bukit Seguntang Mahameru.

The uniqueness of the place other than a dense forest rimbanya and many small lakes, and many flowers that thrive throughout the region was inhabited by a goddess with her ladies-in-waiting. Goddess was called Princess Goda. Actually, she was named Princess Ayu Sundari. Goddess and her ladies-in-waiting that inhabit the jungle forests, slopes, and the peak of Bukit Barisan and the islands now known as Malaysia. They love to come to the area

Nine Batanghari to mingle and bathe in the lake, crystal clear rivers, or coastal area, ramps, and length.

Because of the large river which empties into the sea, then in those days the voyagers easily fit through the rivers to the deep, even to the foot of the mountains, which was fertile and prosperous area. Then there was communication between the traders, including traders from China with the locals. The area became crowded by locals with trading between dealers. As a result, the goddess of heaven was annoyed and look elsewhere.

Meanwhile, many people come around the River Musi to make a home there. Because South Sumatra is a swampy lowland, the inhabitants make a house called the raft.

At that time the Mount Seguntang Mahameru man in the spotlight because the land is fertile and the various interest bodies in the area. Bukit Sungai Melayu Seguntang Mahameru place is also famous.

 

Therefore, people who have lived in River Malays, especially the city of Palembang, now calling themselves the River Malay population, which then turned into a Malay population.

According to the old Malay, said hollow means that many low-lying flooded, sometimes drowning sometimes dry. Thus, the highland people who want to Palembang would often say to Lembang. So did the immigrants who entered the River Musi said it would be to Lembang.

Once when Princess Ayu Sundari and his retinue are still in Bukit Seguntang Mahameru, there is a ship that crashed on the coast of southern Sumatra. Three sisters were there * was the son of Alexander the king. They survived the crash and stranded on the Mount Seguntang Mahameru.

They welcomed daughter Sundari Ayu. Alexander the king's eldest son, the Sapurba later married Princess Ayu Sundari and her two brothers married the daughter's family.

Because living in Bukit Sungai Seguntang Mahameru Malay, then the Sapurba and his wife claimed to be Malay. Their offspring then develop and participate in local activities Lembang. Lembang name more famous. Then when people want to Lembang always said it would be to Palembang. Said an old Malay pa in the show area or location. Economic growth is increasingly crowded. River and the River Musi Banyuasin a strong trade route known to other countries. Lembang name was changed to Palembang

In another history narrated word Palembang comes from the word meaning Palimbangan activity of people who loiter / gold mine in the Musi River. Allahuma Bissawab ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar